.post img{-o-transition:all 1.5s ease;-moz-transition:all 1.5s ease;-webkit-transition:all 1.5s ease}.post img:hover{-o-transform:scale(1.2) rotate(360deg) translate(0px);-moz-transform:scale(1.2) rotate(360deg) translate(0px);-webkit-transform:scale(1.2) rotate(360deg) translate(0px);-o-transition:all 1.5s ease;-moz-transition:all 1.5s ease;-webkit-transition:all 1.5s ease}}

Pages

Sabtu, 27 April 2013

Berdayakan 120 Petani, Alumni IPB Sukses Mandiri Populerkan Beras Banyuwangi

Setelah melalui riset yang cukup panjang, tujuh alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) kini menuai hasilnya. Beras Merah Putih yang mereka kelola laris manis di pasaran. Tim yang dinamai Alumni IPB Sukses Mandiri mengedukasi 12 kecamatan di Banyuwangi untuk mempopulerkan hasil tani mereka, yaitu Beras Banyuwangi.
Berbeda dari bisnis agrikultur pada umumnya, Alumni IPB Sukses Mandiri tak hanya menjual beras petani Banyuwangi. Mereka secara aktif mendampingi para petani beras supaya menghasilkan beras putih dan beras merah organik yang tahan penyakit dan rasanya enak. Bisa dikatakan Alumni IPB Sukses Mandiri mengelola Beras Banyuwangi dari hulu petani ke tangan konsumen di hilir.
Memenangkan Impact Ventures Accelerator Program (IVAP), Alumni IPB Sukses Mandiri mengedukasi lebih dari 120 petani beras di 14 kecamatan untuk mengelola 100 hektar sawah. Di setiap kecamatan mereka dikawal satu pendamping lokal. Tak hanya mengedukasi, dalam menjalankan bisnis agrikultur tersebut Alumni IPB juga tak ingin petani merugi. Sebelum panen, mereka menandatangani kontrak terkait harga saat panen dan modal yang diberikan.
“Kalau di pasar umum dijual Rp 3.300 per kilogram, kita beli dari petani Rp 4.000 per kilogram. Kalau setelah panen ternyata harganya naik, kita juga akan menaikkan separuh dari harga pasar,” jelas Kukuh Roxa PH, salah satu pentolan Alumni IPB Sukses Mandiri.
“Di awal,” lanjut Kukuh, “ kita kasih petani bibit, pupuk organik, dan agen hayati, sesuai kebutuhan. Nantinya modal tersebut bisa dibayar saat panen.”
Meski telah meraih BEP akhir 2011 lalu, diakui Kukuh bahwa menjalankan bisnis ini tidak mudah. Bukan petani tradisional saja yang harus mereka hadapi, ada pula mafia sawah. Mafia sawah kerap mengabarkan isu tak sedap kepada petani sehingga mereka enggan menjual berasnya kepada Alumni IPB Sukses Mandiri. 
Dengan modal awal Rp 70 juta, Alumni IPB Sukses Mandiri kini mampu meraup omset Rp 250 juta per bulan. Mencoba bersaing dengan Beras Cianjur, Beras Banyuwangi telah mensuplai kebutuhan 2 ton beras di Bali tiap bulannya
Saat ini tiap 25 hektar sawah yang digarap Alumni IPB Sukses Mandiri mampu menghasilkan 100 ton gabah per bulan dengan rendemen 50 persen. Artinya, dalam jangka satu bulan mereka mampu menghasilkan 50 ton beras.
Tahun ini Alumni IPB Sukses Mandiri menargetkan 200 hektar sawah yang akan mereka garap untuk beras organik. Selain itu dengan bantuan dari GEPI mereka juga berencana memiliki penggilingan beras sendiri.
(sumber: http://swa.co.id/entrepreneur/berdayakan-120-petani-alumni-ipb-sukses-mandiri-populerkan-beras-banyuwangi).

Tidak ada komentar: