Subsidi teknologi
yang menjadi bagian penting dari upaya menciptakan ketahanan pangan yang
tangguh, harus mengutamakan teknologi produktivitas yang ramah lingkungan. Teknologi
tersebut harus telah terbukti memberikan kontribusi yang nyata bagi peningkatan
produktivitas dan teruji bukan hanya untuk meningkatkan produktivitas tanaman
pangan tetapi juga mampu menjaga kelestarian produksi dan ramah lingkungan.
Disamping itu teknologi yang diterapkan harus bersifat sederhana, mudah
dimengerti dan dilaksanakan petani sehingga dapat diterapkan di lapangan secara
utuh dan memiliki kawalan/pendampingan di lapangan untuk menjamin
keberhasilannya.
Sebagai contoh
teknologi pupuk hayati Bio P 2000 Z yang diramu dari kumpulan mikro-organisme
indegenus terseleksi bersifat unggul berguna yang dikondisikan agar dapat hidup
harmonis bersama saling bersinergi dengan kultur mikro-organisme komersial
serta dibekali nutrisi dan unsur hara mikro dan makro yang berguna bagi mikroba
dan komoditas budidaya. Sekumpulan mikro-organisme unggul berguna dikemas dalam
pupuk hayati Bio Perforasi terdiri dari dekomposer
(Hetrotrop, Putrefaksi), pelarut mineral dan phospat, fiksasi nitrogen,
Autotrop (fotosintesis) dan mikroba fermentasi serta mikroba penghubung
(seperti Mycorrhiza) yang bekerja bersinergi dan nutrisi bahan organik
sederhana, seperti senyawa protein/peptida, karbohidrat, lipida, Vitamin,
senyawa sekunder, enzim dan hormon; serta unsur hara makro: N, P, K, S, Ca, dan
lainnya berkombinasi dengan hara mikro: seperti Mg, Si, Fe, Mn, Zn, Mn, Mo, Cl,
B, Cu, yang semua unsur yang disebut di atas diproses melalui cara fermentasi.
Bio Perforasi secara
komprehenship membentuk dan mengkondisikan keseimbangan
ekologis alamiah melalui sekumpulan jasa mikro-organisme unggul berguna
yang dikondisikan, bersinergi dengan
mikroba alami indogenus dan nutrisi; dan dengan menggunakan prinsip “mem-bioperforasi“ secara alami oleh zat
inorganik, organik dan biotik pada mahluk hidup (seperti tanaman) sehingga
memacu dan/atau mengendalikan pertumbuhan dan produksinya. Ternyata dengan
sistem demikian masalah tersumbatnya produksi komoditi pertanian dapat
dipecahkan (Mashar, 2000).
Melalui jasa
mikro-organisme unggul yang sebelumnya telah dikondisikan terhadap lingkungan
tumbuh kembang tanaman serta dibekali nutrisi dan unsur hara, faktor pembatas
produksi dan kendala tumbuh asal tanah dan lingkungan dapat direndam sehingga
tanaman dapat dipacu berproduksi tanpa menggangu hasil rekayasa konstelasi
genetik yang telah dimiliki tanaman sebelumnya. Hal ini seiring dengan tujuan
meningkatkan produktivitas hasil dari tanaman varietas unggul yang memiliki
potensi genetik tinggi seperti padi Hibrida, PTB dan padi unggul lain yang akan
dikembangkan untuk daerah-daerah kritis lebak rentan cekaman kesuburan tanah
yang labil. Seperti daerah transmigrasi Penggunaan mikroba Bio P 2000 Z secara
teratur dan sesuai anjuran ternyata mampu mendongkrak potensi produksi tanaman
yang bersangkutan melebihi referensi Genetik yang dimilikinya dan cekaman
anasir penghambat dalam tanah.
Keunggulan penerapan teknologi Bio Perforasi pada padi
adalah meningkatnya produktivitas dan kualitas beras. Pada padi unggul nasional
memacu bertambahnya anakan produktif rata-rata 19 – 35 anakan dan kuatnya
perakaran (gambar A), tahan rebah dan serangan penggerek batang; malai lebih
besar (berisi) sehingga dibanding tanpa Bio P2000Z pada volume gabah kering
giling (GKG) yang sama rendemen meningkat 30% - 40%. Karena proses keseimbangan
hara ini beras lebih jernih dan tidak mudah remuk/patah saat digiling. (by : Syahri Mubarok)